Rabu, 05 Januari 2011

POLA-POLA PERILAKU EKSEKUTIF BERKAITAN DENGAN TAHAPAN PENAWARAN OPSI SAHAM: UJI KOMPREHENSIF DI SEKITAR TANGGAL HIBAH


Tinjauan Umum Program Opsi Saham Karyawan dan Pengelolaan Laba
Opsi saham menjadi lebih bernilai ketika harga pasar saham meningkat melebihi harga pengambilan dan sebaliknya kurang bernilai jika harga saham menurun di bawah harga pengambilan. Apabila eksekutif yang memiliki hak atas opsi tersebut hampir pasti mengambil haknya, praktis eksekutif tersebut telah memiliki saham tersebut saat itu. Perbedaannya adalah karyawan tidak perlu membayar saham tersebut saat itu, namun membayar pada saat karyawan mengambil hak atas opsi tersebut. Opsi saham diakui sebesar nilai wajar, dan untuk menghitung nilai wajar opsi, beberapa model penghargaan opsi diperkenankan yakni Black Scholes dan model binomial sebagaimana yang dikemukakan di dalam SFAS No. 123. Di bawah akuntansi nilai wajar, nilai opsi saham dihitung pada tanggal hibah dan dialokasikan selama perioda opsi.
Pengelolaan laba merupakan area yang kontroversial dan penting dalam akuntansi keuangan. Beberapa pihak yang berpendapat bahwa pengelolaan laba merupakan perilaku yang tidak dapat diterima, mempunyai alasan bahwa pengelolaan laba berarti suatu pengurangan keandalan informasi laporan keuangan (Assih, 2004). Investor mungkin tidak menerima informasi yang akurat mengenai laba untuk mengevaluasi return dan risiko portofolionya (Ashari et al., 1994). Bukti empiris menunjukkan bahwa luasnya pilihan praktik akuntansi digunakan manajer untuk mengelola laba menyebabkan laba tidak secara akurat mencerminkan hasil aktivitas ekonomi masa lalu. Selanjutnya, investor tidak akan mampu membandingkan secara baik alternatif kesempatan investasinya (Simpson, 1969).
Beberapa studi kompensasi eksekutif menemukan hubungan antara program insentif jangka panjang dan perubahan kinerja. Penelitian mengenai program kinerja berbasis akuntansi (Larcker, 1983 dalam Yermack, 1997) dan program opsi saham (DeFusco et al., 1990) konsisten dengan interpretasi bahwa kompensasi insentif mungkin memotivasi manajer membuat keputusan superior. Sebagai alternatif, manajer mungkin memiliki pengaruh terhadap kompensasi dan menggunakan kekuasaan (power) yang dimiliki untuk memperoleh lebih banyak pembayaran berbasis kinerja atas kenaikan harga saham.

Pola-Pola Perilaku Pengelolaan Laba Berkaitan dengan Program Opsi Saham Karyawan (POSK)
Sebelum Tanggal Hibah Opsi: Penyaatan sebagai Pemoderasi
Tindakan eksekutif harus dikomunikasikan ke pasar keuangan diantaranya melalui pengumuman laba atau pengungkapan sukarela lainnya agar pengelolaan laba dapat efektif dalam mempengaruhi harga saham. Jika manajer mampu mempengaruhi struktur kontrak kompensasi, penelitian mengharap manajer akan menerima hibah opsi saham segera sebelum berita baik yang mendorong harga saham meningkat. Studi sebelumnya menemukan bahwa abnormal return negatif sebelum penawaran hibah opsi saham dan positif sesudah penawaran hibah opsi saham (Yermack, 1997; Aboody dan Kasznik, 2000; Chauvin dan Shenoy, 2000). Pola return saham di sekitar penawaran opsi saham konsisten dengan perilaku oportunistik eksekutif yang bertujuan meningkatkan nilai opsi mereka.

Sesudah Tanggal Hibah Opsi: Nilai Wajar Opsi sebagai Pemoderasi
Johnston-Wilson (2003) menunjukkan bahwa mayoritas perusahaan publik mengungkap pengaruh pro forma atas kompensasi berbasis saham di bawah pendekatan nilai wajar. Aboody dan Kasznik (2000) menguji karakteristik perusahaan yang mengakui jumlah rupiah opsi saham secara sukarela. Hasil penelitian menunjukkan bahwa probabilitas pengakuan jumlah rupiah opsi saham secara sukarela berkaitan dengan kontrak berdasarkan akuntansi, aktivitas di pasar modal, dan ukuran perusahaan. Dalam penelitian yang serupa, Bastian et al. (2003) menemukan bahwa perusahaan yang mengakui jumlah rupiah opsi saham (beroperasi dalam industri non keuangan) memiliki kebutuhan yang lebih besar untuk membangun kepercayaan investor dan biaya pelaporan keuangan yang lebih rendah relatif terhadap perusahaan yang tidak mengakui jumlah rupiah opsi saham.
Berdasarkan model penghargaan opsi, nilai wajar opsi saham ditentukan sebagai fungsi meningkat (increasing function) atas variabel volatilitas harga dan suku bunga bebas risiko, dan merupakan fungsi menurun (decreasing function) atas variabel dividend yield. Ketika jumlah rupiah opsi saham didasarkan pada nilai wajar opsi saham, volatilitas harga dan suku bunga bebas risiko yang diestimasi lebih rendah serta dividend yield yang diestimasi lebih tinggi menyebabkan jumlah rupiah kompensasi berbasis saham akan diestimasi lebih rendah. Dengan demikian, perusahaan dapat mengurangi jumlah rupiah opsi saham yang direfleksi dalam laba akuntansi dengan mengatur faktor-faktor model penghargaan opsi tersebut. Kenyataan tersebut diperkirakan akan mengatur jumlah rupiah opsi yang menurun dengan mengatur faktor-faktor model penghargaan opsi.

ref : www.akuntansiku.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar