Rabu, 07 April 2010

PENELITIAN DESKRIPTIF ANALITIS Berorientasi Pemecahan Masalah

A. Pendahuluan
Pada hakekatnya sebuah penelitian adalah pencarian jawaban dari
pertanyaan yang ingin diketahui jawabannya oleh peneliti. Selanjutnya hasil
penelitian akan berupa jawaban atas pertanyaan yang diajukan pada saat dimulainya
penelitian. Untuk menghasilkan jawaban tersebut dilakukan pengumpulan,
pengolahan dan analisis data dengan menggunakan metode tertentu. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa satu ciri khas penelitian adalah bahwa penelitian
merupakan proses yang berjalan secara terus-menerus hal tersebut sesuai dengan kata
aslinya dalam bahasa inggris yaitu research, yang berasal dari kata re dan search
yang berarti pencarian kembali.
Biasanya, begitu seorang peneliti mendapatkan ide adanya masalah atau
pertanyaan tertentu, maka pada saat itu juga seorang peneliti mungkin sudah
mempunyai jawaban sementara atas masalah itu. Dengan demikian seorang peneliti
harus berfikir : Apakah masalah yang sedang terjadi, apakah pertanyaan yang ingin
dicari jawabnya, atau apakah hipotesis yang akan diuji. Dalam melakukan penelitian,
berbagai macam metode digunakan seiring dengan rancangan penelitian yang
digunakan. Beberapa pertanyaan yang perlu dijawab dalam menyusun rancangan
penelitian diantaranya adalah: Pendekatan apa yang akan digunakan, metode
penelitian dan cara pengumpulan data apa yang dapat digunakan dan bagaimana cara
menganalisis data yang diperoleh.
Yang perlu diperhatikan bahwa sifat masalah akan menentukan cara-cara
pendekatan yang sesuai, dan akhirnya akan menentukan rancangan penelitiannya.
Saat ini berbagai macam rancangan penelitian telah dikembangkan dan salah satu
jenis rancangan penelitian adalah Penelitian Deskriptif. Berbagai macam definisi
tentang penelitian deskriptif, di antaranya adalah penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa
membuat perbandingan, atau menghubungkan antara variabel satu dengan variabel
yang lain (Sugiyono : 2003). Pendapat lain mengatakan bahwa, penelitian deskriptif
merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai
status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat
penelitian dilakukan (Suharsimi Arikunto : 2005). Jadi tujuan penelitian deskriptif
adalah untuk membuat penjelasan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai
fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Dalam arti ini pada penelitian
deskriptif sebenarnya tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan atau
komparasi, sehingga juga tidak memerlukan hipotesis. Namun demikian, dalam
perkembangannya selain menjelaskan tentang situasi atau kejadian yang sudah
berlangsung sebuah penelitian deskriptif juga dirancang untuk membuat komparasi
maupun untuk mengetahui hubungan atas satu variabel kepada variabel lain. Karena
itu pula penelitian komparasi dan korelasi juga dimasukkan dalam kelompok
penelitian deskriptif (Suharsimi Arikunto : 2005). Secara lebih mendalam tujuan
penelitian korelasi adalah untuk mengetahui sejauh mana hubungan antar variabel
yang diteliti. Penelitian jenis ini memungkinkan pengukuran beberapa variabel dan
saling hubungannya. Hasil yang diperoleh adalah taraf atau tinggi rendahnya saling
hubungan dan bukan ada atau tidak ada saling hubungan tersebut. Dalam penelitian
komparatif akan dihasilkan informasi mengenai sifat-sifat gejala yang dipersoalan,
diantaranya apa sejalan dengan apa, dalam kondisi apa, pada urutan dan pola yang
bagaimana, dan yang sejenis dengan itu.
Dalam kaitannya dengan tugas mengajar guru maka jenis penelitian yang
diharapkan adalah penelitian yang memiliki dampak terhadap pengembangan
profesi guru dan peningkatan mutu pembelajaran. Untuk itu walaupun penelitian
yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif yang bersifat ex post facto, namun
tetap harus mendeskripsikan upaya yang telah dilakukan guru untuk
memecahkan masalah dalam pembelajaran (Suhardjono: 2005). Upaya tersebut
dapat berupa penggunaan metode pembelajaran yang baru, metode penilaian atau
upaya lain dalam rangka memecahkan masalah yang dihadapi guru atau dalam
rangka meningkatkan mutu pembelajaran. Dilihat dari syarat penelitian deskriptif
yang sesuai dengan kegiatan pengembangan profesi tersebut (mendeskripsikan upaya
yang telah dilakukuan), sebenarnya penelitian seperti itu dapat dikategorikan sebagai
jenis penelitian Pre Experimental Design One Shot Case Study atau One-Group
Pretest-Posttest Design (Sugiyono: 2003). Namun demikian, karena pelaksanaan
penelitian dilakukan setelah kejadian berlangsung maka tetap dapat dikatakan
sebagai penelitian deskriptif. Lebih tepatnya, rancangan penelitian seperti itu dapat
disebut penelitian deskriptif analitis yang berorientasi pemecahan masalah,
karena sesuai dengan aplikasi tugas guru dalam memecahkan masalah pembelajaran
atau dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran.
B. Ilustrasi
Sebagai ilustrasi dapat digambarkan sebagai berikut. Pak Sahid seorang guru
Fisika SMP kelas IX. Dia mempunyai masalah di kelas IX-A karena siswanya sering
gaduh dan malas dalam mengikuti pelajaran. Berkali-kali pak Sahid sudah
memperingatkan siswanya agar mengikuti pelajaran dengan baik, tetapi masih belum
berhasil juga. Untuk itu dia berfikir untuk menemukan cara bagaimana menarik
perhatian siswa agar mau mengikuti pelajaran dengan baik dan aktif dalam belajar.
Untuk itu pak Sahid mencoba menerapkan metoda pembelajaran dengan metode
penemuan/inkuiri ditambah penggunaan berbagai media pembelajaran. Mulailah
dirancang langkah-langkah pembelajaran tersebut dan dituangkannya dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran. Selanjutnya pak Sahid mulai menerapkan metode
tersebut yang ternyata mampu menarik siswanya sehingga mau mengikuti pelajaran
dengan baik dan lebih aktif dari sebelumnya. Selama pelajaran berlangsung pak
Sahid mencatat segala tingkah laku siswa, mana hal-hal yang membuat siswa senang
dan termotivasi, dan mana yang kurang menarik siswa. Dia juga merekam nilai yang
diperoleh siswa sebelum dan setelah metode tersebut diterapkan.
Karena keberhasilannya tersebut pak Sahid ingin mengetahui lebih mendalam
tentang sebab-sebab siswa tidak tertarik dan kemudian menjadi tertarik untuk
mengikuti pelajaran. Dia mulai menanyai (wawancara) siswanya tentang apa yang
membuat menarik dan mana yang tidak menarik, mana yang perlu dilakukan dan
mana yang tidak perlu dan sebagainya. Selain itu dia juga membuat angket yang
dimaksudkan untuk mengetahui lebih dalam pendapat siswa terhadap metode
pembelajaran yang diterapkannya. Dari hasil wawancara, angket maupun hasil
penilaian, kemudian dilakukan analisis dan pembahasan tentang penyebab
ketidaktertarikan dan penyebab ketertarikan siswa, hal-hal yang membuat siswa
bergairah dan sebagainya. Selanjutnya pak Sahid menuliskan segala pengalamannya
dalam bentuk laporan penelitian, dituliskannya upaya yang telah dilakukan tersebut
secara sistematis mulai dari latar belakang mengapa dia menerapkan metode
pembelajaran baru, rumusan masalahnya, landasan teori dan metode penelitian yang
digunakan serta teknik analisis/pembahasan dan akhirnya menyusun kesimpulan
hasil penelitiannya.
Demikian tadi, pak Sahid sudah melakukan penelitian deskriptif analitis
tentang upaya yang telah dilakukan untuk memecahkan masalah dalam proses
pembelajaran di kelasnya.
C. Persiapan Penelitian
Sebuah penelitian beranjak dari masalah yang ditemukan atau dirasakan. Yang
dimaksud masalah adalah setiap hambatan atau kesulitan yang membuat
seseorang ingin memecahkannya. Jadi sebuah masalah harus dapat dirasakan
sebagai satu hambatan yang harus diatasi apabila kita ingin melakukan sesuatu.
Dalam arti lain sebuah masalah terjadi karena adanya kesenjangan (gap) antara
kenyataan dengan yang seharusnya. Penelitian diharapkan dapat memecahkan
masalah itu, atau dengan kata lain dapat menutup atau setidak-tidaknya memperkecil
kesenjangan itu.
Setelah masalah diidentifikasi, dipilih, maka lalu perlu dirumuskan. Perumusan
ini penting, karena berdasarkan rumusan tersebut akan ditentukan metode
pengumpulan data, pengolahan data maupun analisis dan peyimpulan hasil
penelitian. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan masalah, yaitu:
Sebaiknya dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya, padat dan jelas, memberi
petunjuk tentang memungkinkannya pengumpulan data, dan cara menganalisisnya.
Setelah masalah dirumuskan, maka langkah selanjutnya adalah mencari teoriteori,
konsep-konsep yang dapat dijadikan landasan teoritis penelitian yang akan
dilakukan itu. Hal lain yang lebih penting makna dari penelaahan kepustakaan adalah
untuk memperluas wawasan keilmuan bagi para calon peneliti, karena kita sadari
bahwa semua informasi yang berkaitan dengan keilmuan dalam hal ini teori ataupun
hasil penelitian para ahli semua sudah tertuang dalam kepustakaan.
Secara garis besar, sumber bacaan itu dapat dibedakan menjadi dua kelompok,
yaitu (a) sumber acuan umum, dan (b) sumber acuan khusus. Teori-teori dan konsepkonsep
pada umumnya dapat diketemukan dalam sumber acuan umum, yaitu
kepustakaan yang berwujud buku-buku teks, ensiklopedia, dan sejenisnya.
Generalisasi-generalisasi dapat ditarik dari laporan hasil-hasil penelitian terdahulu itu
pada umumnya seperti jurnal, tesis, disertasi dan lain-lain sumber bacaan yang
memuat laporan hasil penelitian. Dua kriteria yang biasa digunakan untuk memilih
sumber bacaan itu ialah (a) prinsip kemutakhiran dan (b) prinsip relevansi.
Setelah peneliti menjelaskan permasalahan secara jelas maka diperkirakan
selanjutnya adalah suatu gagasan tentang letak persoalan atau masalahnya dalam
hubungan yang letak-letak persoalan atau masalahnya dalam hubungan yang lebih
luas. Dalam hal ini peneliti harus dapat memberikan sederetan asumsi dasar atau
anggapan dasar. Anggapan dasar ini merupakan landasan teori di dalam melaporkan
hasil penelitian nanti. Untuk sebuah penelitian deskriptif yang bertujuan
mendeskripsikan gejala yang ada maka setelah ditetapkan anggapan dasar
maka dapat langsung melangkah pada identifikasi variabel. Namun untuk
penelitian deskriptif yang akan dilanjutkan dengan tujuan untuk mengetahui
hubungan antar variabel, maka langkah berikutnya adalah merumuskan hipotesis.
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
Konsep penting lain mengenai hipotesis adalah mengenai hipotesis nol. Hipotesis
nol, yang biasa dilambangkan dengan Ho, adalah hipotesis yang menyatakan tidak
adanya saling hubungan antara dua variabel atau lebih, atau hipotesis yang
menyatakan tidak adanya perbedaan antara kelompok yang satu dan kelompok yang
lainnya. Di dalam analisis statistik, uji statistik biasanya mempunyai sasaran untuk
menolak kebenaran hipotesis nol itu. Hipotesis lain yang bukan hipotesis nol disebut
hipotesis alternatif, yang biasa dilambangkan dengan Ha, yang menyatakan adanya
saling hubungan antara dua variabel atau lebih, atau menyatakan adanya perbedaan
dalam hal tertentu pada kelompok-kelompok yang berbeda. Pada umumnya,
kesimpulan uji statistik berupa penerimaan hipotesis alternatif sebagai hal yang
benar.
Selanjutnya perlu dilakukan identifikasi variabel dan variabel-variabel tersebut
perlu didefinisikan secara operasional. Penyusunan definisi operasional ini perlu,
karena definisi operasional itu akan menunjuk alat pengambil data mana yang cocok
untuk digunakan.Variabel dapat dibedakan atas kuantitatif dan kualitatif. Contoh
variabel kuantitatif misalnya banyaknya siswa dalam kelas, jumlah alat praktikum
yang disediakan dan sejenisnya. Contoh variabel kualitatif misalnya kedisiplinan
siswa, keseriusan guru dalam mengajar, dan sejenisnya. Berkaitan dengan
kuantifikasi, data biasa digolongkan menjadi empat jenis, yaitu (1) data nominal;
(2) data ordinal; (3) data interval; dan (4) data ratio. Demikian pula variabel,
kalau dilihat dari segi ini biasa dibedakan cara yang sama. Variabel nominal, yaitu
variabel yang ditetapkan berdasar atas proses penggolongan, contoh : jenis kelamin,
status perkawinan, dan sejenisnya. Variabel ordinal, yaitu variabel yang disusun
berdasarkan atas jenjang dalam atribut tertentu. Jenjang tertinggi biasa diberi angka
1, jenjang di bawahnya diberi angka 2, lalu dibawahnya diberi angka 3, dan
dibawahnya lagi diberi angka 4, dan seterusnya. Contoh : hasil lomba cerdas cermat,
peringkat siswa di kelas, dan sejenisnya. Variabel interval, yaitu variabel yang
dihasilkan dari pengukuran, yang di dalam pengukuran itu diasumsikan terdapat
satuan (unit) pengukuran yang sama. Contoh : variabel interval misalnya prestasi
belajar, sikap terhadap metode pembelajaran, dan sejenisnya. Variabel ratio, adalah
variabel yang dalam kuantifikasinya memiliki angka nol mutlak.
Dalam hal subyek peneltian, maka peneliti dapat memilih apakah akan meneliti
populasi atau sampel. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada
dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi
atau penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensus. Jika kita hanya akan
meneliti sebagian dari populasi, maka disebut penelitian sampel. Sampel adalah
sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita
bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Untuk penelitian
yang dilakukan guru di kelasnya, maka yang dilakukan adalah meneliti populasi,
karena yang akan diteliti merupakan keseluruhan siswa di kelasnya dan tidak akan
digunakan untuk generalisasi pada siswa di kelas atau sekolah lain.
Selanjutnya ditentukan metode pengumpulan data, yang diantaranya meliputi
metode wawancara, angket, pengamatan dan dokumentasi. Apabila kita katakan
bahwa untuk memperoleh data kita gunakan metode wawancara, maka di dalam
melaksanakan pekerjaan wawancara ini, pewawancara menggunakan alat bantu.
Secara minimal alat bantu tersebut berupa rambu-rambu pertanyaan yang akan
ditanyakan dan biasanya disebut pedoman wawancara. Untuk memperoleh jawaban
secara tertulis dari responden, digunakan angket atau kuesioner. Angket adalah
sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memproleh informasi dari
responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Istilah
angket digunakan untuk menyebutkan metode maupun instrumen. Jadi dalam
menggunakan metode angket berarti instrumen yang digunakan adalah angket.
Selanjutnya data dapat diambil melalui proses pengamatan atau observasi.
Pengamatan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pengamatan non sistematis yang
dilakukan oleh pengamat dengan tidak menggunakan instrumen pengamatan dan
pengamatan sistematis, yang dilakukan oleh pengamatan dengan menggunakan
pedoman dalam melakukan pengamatan. Saat melakukan penelitian di mana sumber
datanya berupa tulisan atau dokumen, digunakan metode dokumentasi.
Dalam sebuah penelitian, instrumen pengumpul data menentukan kualitas data
yang dikumpulkan dan kualitas data itu menentukan kualitas penelitiannya. Karena
itu pembuatan instrumen pengumpul data harus dilakukan dengan hati-hati. Agar
data penelitian mempunyai kualitas yang cukup tinggi, maka instrumen pengumpul
datanya harus memenuhi syarat-syarat sebagai alat ukur yang baik, yaitu (1)
reliabilitas atau keterandalan, dan (2) validitas atau kesahihan. Reabilitas
sesuatu alat ukur menunjukan keajegan hasil pengukuran apabila alat ukur yang sama
tersebut digunakan oleh orang yang berbeda atau dalam waktu yang berbeda. Secara
implisit reabilitas juga mengandung obyektifitas, karena hasil pengukuran tidak
terpengaruhi oleh siapa pengukurnya maupun kapan mengukurnya. Validitas atau
kesahihan menunjukan sampai sejauh mana kesesuaian atau keakuratan alat ukur
tersebut untuk mengukur obyek yang dimaksudkan untuk diukur.
D. Pelaksanaan Pengumpulan dan Pengolahan Data
Setelah peneliti melakukan persiapan seperti dijelaskan di atas, maka
selanjutnya dilakukan pengumpulan data. Untuk seorang guru, pengumpulan data
dapat dilakukan di kelasnya sendiri. Dalam hal rancangan penelitian deskriptif
aplikatif, maka pengumpulan data dapat dilakukan dengan menggunakan angket
(bagi siswa SMP, SMA, SMK) atau wawancara (bagi siswa TK atau SD) dan data
yang dikumpulkan misalnya tentang tanggapan siswa atas metode pembelajaran baru
yang telah dilakukan guru atau hasil observasi atas sikap siswa pada saat guru
menyajikan pembelajaran dengan metode baru. Data lain yang perlu dikumpulkan
misalnya adalah nilai hasil belajar siswa, yang diperoleh dari metode dokumentasi,
dan keaktifan siswa, yang diperoleh dari hasil pengamatan.
Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, perlu segera dilakukan
pengolahan data. Pertama-tama data itu diseleksi atas dasar reliabilitas dan
validitasnya. Data yang rendah reliabilitas dan validitasnya serta data yang kurang
lengkap digugurkan atau dilengkapi sesuai aturan. Selanjutnya data yang lolos
seleksi tersebut disajikan dalam bentuk tabel, diagram, dan lain-lain agar
memudahkan dalam pengolahan serta analisis selanjutnya.
E. Analisis dan Penarikan Kesimpulan
Data hasil olahan tersebut kemudian harus dianalisis, untuk data kuantitatif
(data dalam bentuk bilangan) dianalisis secara statistik, untuk data yang bersifat
kualitatif (deskriptif kualitatif) dilakukan analisis non statistik. Data deskriptif
kualitatif sering hanya dianalisis menurut isinya dan karenanya analisis seperti ini
juga disebut analisis isi (content analysis). Dalam analisis deskriptif, data disajikan
dalam bentuk tabel data yang berisi frekuensi, dan kemudian dihitung mean,
median, modus, persentase, standar deviasi atau lainnya. Untuk analisis statistik,
model analisis yang digunakan harus sesuai dengan rancangan penelitiannya.
Apabila penelitian yang dilakukan guru hanya berhenti pada penjelasan masalah dan
upaya pemecahan masalah yang telah dilakukan (untuk meningkatkan mutu
pembelajaran), maka setelah disajikan data hasil wawancara, angket, pengamatan
atau dokumentasi, maka selanjutnya dianalisis atau dibahas dan diberi makna atas
data yang disajikan tersebut. Tetapi apabila penelitian juga dimaksudkan untuk
mengetahui tingkat hubungan maka harus dilakukan pengujian hipotesis
sebagaimana hipotesis yang telah ditetapkan untuk diuji. Misalnya uji statistik yang
dilakukan adalah uji hubungan, maka akan diperoleh hasil uji dalam dua
kemungkinan, yaitu hubungan antar variabel-variabel penelitian atau perbedaan
antara sampel-sampel yang diteliti, dengan taraf signifikansi tertentu, misalnya 5%
atau 10%., atau dapat terjadi hubungan antar variabel penelitian atau perbedaan
antara sampel yang diteliti tidak signifikan. Apabila ternyata dari hasil pengujian
diketahui bahwa hipotesis alternatif diterima (hipotesis nol ditolak) berarti
menyatakan bahwa dugaan tentang adanya saling hubungan atau adanya perbedaan
diterima sebagai hal yang benar, karena telah terbukti demikian. Sebaliknya dalam
kemungkinan hasil yang kedua dinyatakan hipotesis alternatif tidak terbukti
kebenarannya, maka berati hipotesis nol yang diterima. Dengan telah diambilnya
hasil pengujian mengenai penerimaan atau penolakan hipotesis maka berati analisis
statistik telah selesai, tetapi perlu diingat bahwa pelaksanaan penelitian masih belum
selesai, karena hasil keputusan tersebut masih harus diberi interprestasi atau
pemaknaan.
Hasil analisis dari pengujian hipotesis dapat dikatakan masih bersifat faktual,
untuk itu selanjutnya perlu diberi arti atau makna oleh peneliti. Dalam pemaknaan
sering kali hasil pengujian hipotesis penelitian didiskusikan atau dibahas dan
kemudian ditarik kesimpulan. Dalam penelitian dipastikan seorang peneliti
mengharapkan hipotesis penelitiannya akan terbukti kebenarannya. Jika memang
demikian yang terjadi, maka kemungkinan pembahasan menjadi tidak terlalu
berperan walaupun tetap harus dijelaskan arti atau maknanya. Tetapi jika hipotesis
penelitian itu ternyata tidak tahan uji, yaitu ditolak, maka peranan pembahasan
menjadi sangat penting, karena peneliti harus mengekplorasi dan mengidentifikasi
sumber masalah yang mungkin menjadi penyebab tidak terbuktinya hipotesis
penelitian. Akhirnya dalam kesimpulan harus mencerminkan jawaban dari
pertanyaan yang diajukan. Jangan sampai antara masalah penelitian, tujuan
peneltian, landasan teori, data, analisis data dan kesimpulan tidak ada runtutan yang
jelas. Apabila penelitian mengikuti alur atau sistematika berpikir yang runut seperti
itu maka penelitian akan dapat dikatakan telah memiliki konsistensi dalam alur
penelitiannya.
F. Kriteria Karya Ilmiah Dalam Penilaian Angka Kredit Guru
Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa program bimbingan difokuskan pada
tiga jenis karya ilmiah, yaitu penelitian deskriptif, penelitian eksperimen dan
penelitian tindakan kelas. Dalam kaitannya dengan penilaian angka kredit guru
terhadap penulisan karya ilmiah, maka salah satu kriteria karya tulis ilmiah adalah
Asli, Perlu, Ilmiah, dan Konsisten (Suharjono, 2006). Jadi yang perlu diperhatikan
bahwa karya tulis ilmiah tersebut harus asli buatan sendiri (bukan dibuat orang lain),
perlu atau bermanfaat untuk pengembangan profesi guru, ilmiah dalam arti sesuai
kaidah keilmuan dan penulisan ilmiah, serta konsisten dalam hal bidang yang diteliti,
yang diantaranya meliputi kesesuaian dengan tugas guru yaitu bidang pendidikan
khususnya pembelajaran, dan sesuai dengan latar belakang guru yang bersangkutan.
Sehubungan dengan kriteria di atas, maka yang berkaitan dengan nilai
kemanfaatan adalah keharusan adanya tindakan yang bermanfaat atau upaya yang
dilakukan oleh guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Dengan demikian,
jenis karya tulis ilmiah yang sesuai dengan kriteria tersebut adalah jenis penelitian
tindakan kelas dan penelitian eksperimen. Dengan demikian meskipun jenis
penelitian deskriptif diperbolehkan, namun tetap harus memiliki nilai manfaat untuk
pengembangan profesinya. Jadi tidak boleh hanya penelitian yang sifatnya
mendeskripsikan kejadian yang ”biasa” terjadi, misalnya (yang banyak ditulis dan
ditolak/tidak diberikan angka kredit) : Hubungan Antara Kondisi Ekonomi Orang
Tua dengan Prestasi Belajar Siswa, Kaitan antara Kurikulum dengan Motivasi
Belajar Siswa, Peranan Perpustakaan Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa,
dan sejenisnya. Penelitian tentang hal itu memang termasuk penelitian yang bersifat
ilmiah, tetapi kurang bermanfaat dalam hal pengembangan profesi guru. Agar
penelitian deskriptif tetap memiliki nilai manfaat yang tinggi maka materi yang
diangkat sebaiknya tetap berupa deskripsi atau telaah tentang tindakan yang
dilakukan atau upaya yang telah dilakukan oleh guru (si penulis sendiri) untuk
meningkatkan mutu pembelajaran. Supaya lebih jelas di sini dikutip pendapat
Suhardjono (2006) dalam hal karya tulis ilmiah yang tidak memenuhi
persyaratan dalam hal kemanfaatan:
”(a) Masalah yang dikaji terlalu luas, tidak langsung berhubungan dengan
permasalahan yang berkaitan dengan upaya pengembangan profesi si
penulis.
(b) Masalah yang ditulis tidak menunjukan adanya kegiatan nyata penulis dalam
peningkatan/pengembangan profesinya.
(c) Masalah yang ditulis sangat mirip dengan KTI yang telah ada sebelumnya,
telah jelas jawabannya, kurang jelas manfaatnya, dan merupakan hal yang
mengulang-ulang.”
Selain hal di atas, agar sebuah karya tulis ilmiah benar-benar meyakinkan
bahwa penelitian tersebut benar-benar dilakukan, maka harus dilampirkan beberapa
hal yang berkaitan dengan penelitan seperti instrumen (pedoman wawancara,
pedoman observasi, angket, test hasil relajar dll), contoh hasil kerja siswa, data hasil
penelitian, print-out analisis, daftar hadir, ijin penelitian, serta bukti lain yang
dipandang perlu.
Akhirnya di bawah ini dituliskan sistematika laporan penelitian deskriptif, dari
bagian awal hingga akhir.
BAGIAN AWAL
1. Halaman judul
2. Halaman Pengesahan
3. Abstrak
4. Kata Pengantar
5. Daftar Isi dan lampiran-lampiran
BAGIAN ISI:
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang: berisi uraian tentang kondisi lapangan disertai deskripsi
masalahnya, dengan dukungan data awal yang memperjelas adanya masalah. Untuk
memecahkan masalah diperlukan tindakan tertentu yang diharapkan dapat
meningkatkan mutu pembelajaran atau memecahkan masalah yang dihadapi.
B. Rumusan Masalah (sebaiknya kalimat tanya): misalnya: (1) Bagaimanakah
sikap/penerimaan siswa terhadap penggunaan metode pembelajaran Diskoveri; (2)
Sejauh mana peningkatan keaktifan siswa setelah dilakukan pembagian kelompok
belajar di kelasnya?; (3) Sejauh mana hubungan antara sikap/penerimaan siswa
terhadap penggunaan metode pembelajaran Diskoveri dengan peningkatan prestasi
hasil belajar.
C. Tujuan Penelitian: (sesuaikan dengan rumusan masalah)
D. Manfaat Penelitian: (sesuaikan dengan apa yang direncanakan pada proposal,
namun peneliti dapat mengembangkan)
BAB II : LANDASAN TEORI
Kemukakan teori dan pustaka yang relevan dengan permasalahan dan pemecahan
masalah/tindakan yang dilakukan. Dengan demikian diperlukan teori yang mendukung
argumentasi teoritis yang menunjukkan bahwa dengan pemecahan masalah/tindakan
yang diberikan dimungkinkan dapat berpengaruh positif terhadap hasil/mutu proses
pembelajaran pada mata ajaran tertentu. Bila diperlukan pada akhir bab 2 ini dapat
dikemukakan hipotesis yang akan diuji melalui penelitian ini.
BAB III : METODE PENELITIAN
Deskripsikan upaya pemecahan masalah atau tindakan yang yang telah dilakukan
untuk meningkatkan mutu pembelajaran dalam rangka penelitian, yang memuat:
Subyek penelitian, langkah-langkah atau prosedur penelitian, metode pengumpulan
data dan jenis instrumen penelitian yang akan digunakan dan syarat validitas dan
reliabilitasnya, serta teknik analisis datanya. Untuk penelitian deskriptif yang dikaitkan
dengan tingkat hubungan antar variabel maka juga harus disesuaikan teknik pengujian
hipotesis dan analisis datanya.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berikan gambaran tentang subyek penelitian dengan disertai kondisi nyata pada kelas
tempat penelitian berlangsung. Kemukakan adanya perubahan yang terjadi pada diri
siswa, lingkungan kelas, guru sendiri, motivasi/minat belajar, dan hasil belajar atas
tindakan atau upaya yang dilakukan untuk memecahkan masalah atau meningkatkan
mutu pembelajaran. Data dapat disajikan dalam bentuk narasi/uraian, tabel atau bagan
Sajikan data hasil penelitian untuk setiap kelompok sebagai dasar analisis dengan
beberapa keterangan yang relevan. Kemukakan hasil pengolahan atau analisis data hasil
penelitian. Tunjukkan bahwa dengan upaya pemecahan masalah atau tindakan tersebut
terjadi perubahan yang diharapkan. Pada kesimpulan untuk anĂ¡lisis yang dilakukan
secara statistik, apabila telah membuktikan kebenaran hipotesis atau adanya hubungan
maka dilanjutkan dengan pemaknaan atas hasil yang diperoleh tersebut. Pada
pembahasan berikan kejelasan yang memperkuat dari hasil analisisnya, dengan
memberikan berbagai argumentasi logis yang mendukung..
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Sajikan kesimpulan hasil penelitian sesuai dengan tujuan/masalah penelitian yang telah
disampaikan sebelumnya serta dengan mendasarkan hasil analisis yang diperoleh.pada
bab IV. Berikan saran dan tindak lanjut berdasarkan kesimpulan yang diperoleh baik
yang menyangkut segi positif maupun negatifnya.
DAFTAR PUSTAKA
Memuat semua sumber pustaka yang digunakan dalam penelitian dengan menggunakan
sistem yang telah dibakukan secara konsisten.
Lampiran-lampiran :
Lampiran berisi semua instrumen yang digunakan (pedoman wawancara, pedoman
observasi, angket, test hasil belajar dll), contoh hasil kerja siswa, data hasil penelitian,
print-out analisis, daftar hadir, ijin penelitian, serta bukti lain yang dipandang perlu.
Silahkan kunjungi : http://sekolah.8k.com
PENELITIAN DESKRIPTIF ANALITIS
Berorientasi Pemecahan Masalah
Oleh : Dr. Sulipan
PENELITIAN DESKRIPTIF ANALITIS
Berorientasi Pemecahan Masalah
Oleh : Dr. Sulipan
A. Pendahuluan
Pada hakekatnya sebuah penelitian adalah pencarian jawaban dari
pertanyaan yang ingin diketahui jawabannya oleh peneliti. Selanjutnya hasil
penelitian akan berupa jawaban atas pertanyaan yang diajukan pada saat dimulainya
penelitian. Untuk menghasilkan jawaban tersebut dilakukan pengumpulan,
pengolahan dan analisis data dengan menggunakan metode tertentu. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa satu ciri khas penelitian adalah bahwa penelitian
merupakan proses yang berjalan secara terus-menerus hal tersebut sesuai dengan kata
aslinya dalam bahasa inggris yaitu research, yang berasal dari kata re dan search
yang berarti pencarian kembali.
Biasanya, begitu seorang peneliti mendapatkan ide adanya masalah atau
pertanyaan tertentu, maka pada saat itu juga seorang peneliti mungkin sudah
mempunyai jawaban sementara atas masalah itu. Dengan demikian seorang peneliti
harus berfikir : Apakah masalah yang sedang terjadi, apakah pertanyaan yang ingin
dicari jawabnya, atau apakah hipotesis yang akan diuji. Dalam melakukan penelitian,
berbagai macam metode digunakan seiring dengan rancangan penelitian yang
digunakan. Beberapa pertanyaan yang perlu dijawab dalam menyusun rancangan
penelitian diantaranya adalah: Pendekatan apa yang akan digunakan, metode
penelitian dan cara pengumpulan data apa yang dapat digunakan dan bagaimana cara
menganalisis data yang diperoleh.
Yang perlu diperhatikan bahwa sifat masalah akan menentukan cara-cara
pendekatan yang sesuai, dan akhirnya akan menentukan rancangan penelitiannya.
Saat ini berbagai macam rancangan penelitian telah dikembangkan dan salah satu
jenis rancangan penelitian adalah Penelitian Deskriptif. Berbagai macam definisi
tentang penelitian deskriptif, di antaranya adalah penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa
membuat perbandingan, atau menghubungkan antara variabel satu dengan variabel
yang lain (Sugiyono : 2003). Pendapat lain mengatakan bahwa, penelitian deskriptif
merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai
status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat
penelitian dilakukan (Suharsimi Arikunto : 2005). Jadi tujuan penelitian deskriptif
adalah untuk membuat penjelasan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai
fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Dalam arti ini pada penelitian
deskriptif sebenarnya tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan atau
komparasi, sehingga juga tidak memerlukan hipotesis. Namun demikian, dalam
perkembangannya selain menjelaskan tentang situasi atau kejadian yang sudah
berlangsung sebuah penelitian deskriptif juga dirancang untuk membuat komparasi
maupun untuk mengetahui hubungan atas satu variabel kepada variabel lain. Karena
itu pula penelitian komparasi dan korelasi juga dimasukkan dalam kelompok
penelitian deskriptif (Suharsimi Arikunto : 2005). Secara lebih mendalam tujuan
penelitian korelasi adalah untuk mengetahui sejauh mana hubungan antar variabel
yang diteliti. Penelitian jenis ini memungkinkan pengukuran beberapa variabel dan
saling hubungannya. Hasil yang diperoleh adalah taraf atau tinggi rendahnya saling
hubungan dan bukan ada atau tidak ada saling hubungan tersebut. Dalam penelitian
komparatif akan dihasilkan informasi mengenai sifat-sifat gejala yang dipersoalan,
diantaranya apa sejalan dengan apa, dalam kondisi apa, pada urutan dan pola yang
bagaimana, dan yang sejenis dengan itu.
Dalam kaitannya dengan tugas mengajar guru maka jenis penelitian yang
diharapkan adalah penelitian yang memiliki dampak terhadap pengembangan
profesi guru dan peningkatan mutu pembelajaran. Untuk itu walaupun penelitian
yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif yang bersifat ex post facto, namun
tetap harus mendeskripsikan upaya yang telah dilakukan guru untuk
memecahkan masalah dalam pembelajaran (Suhardjono: 2005). Upaya tersebut
dapat berupa penggunaan metode pembelajaran yang baru, metode penilaian atau
upaya lain dalam rangka memecahkan masalah yang dihadapi guru atau dalam
rangka meningkatkan mutu pembelajaran. Dilihat dari syarat penelitian deskriptif
yang sesuai dengan kegiatan pengembangan profesi tersebut (mendeskripsikan upaya
yang telah dilakukuan), sebenarnya penelitian seperti itu dapat dikategorikan sebagai
jenis penelitian Pre Experimental Design One Shot Case Study atau One-Group
Pretest-Posttest Design (Sugiyono: 2003). Namun demikian, karena pelaksanaan
penelitian dilakukan setelah kejadian berlangsung maka tetap dapat dikatakan
sebagai penelitian deskriptif. Lebih tepatnya, rancangan penelitian seperti itu dapat
disebut penelitian deskriptif analitis yang berorientasi pemecahan masalah,
karena sesuai dengan aplikasi tugas guru dalam memecahkan masalah pembelajaran
atau dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran.
B. Ilustrasi
Sebagai ilustrasi dapat digambarkan sebagai berikut. Pak Sahid seorang guru
Fisika SMP kelas IX. Dia mempunyai masalah di kelas IX-A karena siswanya sering
gaduh dan malas dalam mengikuti pelajaran. Berkali-kali pak Sahid sudah
memperingatkan siswanya agar mengikuti pelajaran dengan baik, tetapi masih belum
berhasil juga. Untuk itu dia berfikir untuk menemukan cara bagaimana menarik
perhatian siswa agar mau mengikuti pelajaran dengan baik dan aktif dalam belajar.
Untuk itu pak Sahid mencoba menerapkan metoda pembelajaran dengan metode
penemuan/inkuiri ditambah penggunaan berbagai media pembelajaran. Mulailah
dirancang langkah-langkah pembelajaran tersebut dan dituangkannya dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran. Selanjutnya pak Sahid mulai menerapkan metode
tersebut yang ternyata mampu menarik siswanya sehingga mau mengikuti pelajaran
dengan baik dan lebih aktif dari sebelumnya. Selama pelajaran berlangsung pak
Sahid mencatat segala tingkah laku siswa, mana hal-hal yang membuat siswa senang
dan termotivasi, dan mana yang kurang menarik siswa. Dia juga merekam nilai yang
diperoleh siswa sebelum dan setelah metode tersebut diterapkan.
Karena keberhasilannya tersebut pak Sahid ingin mengetahui lebih mendalam
tentang sebab-sebab siswa tidak tertarik dan kemudian menjadi tertarik untuk
mengikuti pelajaran. Dia mulai menanyai (wawancara) siswanya tentang apa yang
membuat menarik dan mana yang tidak menarik, mana yang perlu dilakukan dan
mana yang tidak perlu dan sebagainya. Selain itu dia juga membuat angket yang
dimaksudkan untuk mengetahui lebih dalam pendapat siswa terhadap metode
pembelajaran yang diterapkannya. Dari hasil wawancara, angket maupun hasil
penilaian, kemudian dilakukan analisis dan pembahasan tentang penyebab
ketidaktertarikan dan penyebab ketertarikan siswa, hal-hal yang membuat siswa
bergairah dan sebagainya. Selanjutnya pak Sahid menuliskan segala pengalamannya
dalam bentuk laporan penelitian, dituliskannya upaya yang telah dilakukan tersebut
secara sistematis mulai dari latar belakang mengapa dia menerapkan metode
pembelajaran baru, rumusan masalahnya, landasan teori dan metode penelitian yang
digunakan serta teknik analisis/pembahasan dan akhirnya menyusun kesimpulan
hasil penelitiannya.
Demikian tadi, pak Sahid sudah melakukan penelitian deskriptif analitis
tentang upaya yang telah dilakukan untuk memecahkan masalah dalam proses
pembelajaran di kelasnya.
C. Persiapan Penelitian
Sebuah penelitian beranjak dari masalah yang ditemukan atau dirasakan. Yang
dimaksud masalah adalah setiap hambatan atau kesulitan yang membuat
seseorang ingin memecahkannya. Jadi sebuah masalah harus dapat dirasakan
sebagai satu hambatan yang harus diatasi apabila kita ingin melakukan sesuatu.
Dalam arti lain sebuah masalah terjadi karena adanya kesenjangan (gap) antara
kenyataan dengan yang seharusnya. Penelitian diharapkan dapat memecahkan
masalah itu, atau dengan kata lain dapat menutup atau setidak-tidaknya memperkecil
kesenjangan itu.
Setelah masalah diidentifikasi, dipilih, maka lalu perlu dirumuskan. Perumusan
ini penting, karena berdasarkan rumusan tersebut akan ditentukan metode
pengumpulan data, pengolahan data maupun analisis dan peyimpulan hasil
penelitian. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan masalah, yaitu:
Sebaiknya dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya, padat dan jelas, memberi
petunjuk tentang memungkinkannya pengumpulan data, dan cara menganalisisnya.
Setelah masalah dirumuskan, maka langkah selanjutnya adalah mencari teoriteori,
konsep-konsep yang dapat dijadikan landasan teoritis penelitian yang akan
dilakukan itu. Hal lain yang lebih penting makna dari penelaahan kepustakaan adalah
untuk memperluas wawasan keilmuan bagi para calon peneliti, karena kita sadari
bahwa semua informasi yang berkaitan dengan keilmuan dalam hal ini teori ataupun
hasil penelitian para ahli semua sudah tertuang dalam kepustakaan.
Secara garis besar, sumber bacaan itu dapat dibedakan menjadi dua kelompok,
yaitu (a) sumber acuan umum, dan (b) sumber acuan khusus. Teori-teori dan konsepkonsep
pada umumnya dapat diketemukan dalam sumber acuan umum, yaitu
kepustakaan yang berwujud buku-buku teks, ensiklopedia, dan sejenisnya.
Generalisasi-generalisasi dapat ditarik dari laporan hasil-hasil penelitian terdahulu itu
pada umumnya seperti jurnal, tesis, disertasi dan lain-lain sumber bacaan yang
memuat laporan hasil penelitian. Dua kriteria yang biasa digunakan untuk memilih
sumber bacaan itu ialah (a) prinsip kemutakhiran dan (b) prinsip relevansi.
Setelah peneliti menjelaskan permasalahan secara jelas maka diperkirakan
selanjutnya adalah suatu gagasan tentang letak persoalan atau masalahnya dalam
hubungan yang letak-letak persoalan atau masalahnya dalam hubungan yang lebih
luas. Dalam hal ini peneliti harus dapat memberikan sederetan asumsi dasar atau
anggapan dasar. Anggapan dasar ini merupakan landasan teori di dalam melaporkan
hasil penelitian nanti. Untuk sebuah penelitian deskriptif yang bertujuan
mendeskripsikan gejala yang ada maka setelah ditetapkan anggapan dasar
maka dapat langsung melangkah pada identifikasi variabel. Namun untuk
penelitian deskriptif yang akan dilanjutkan dengan tujuan untuk mengetahui
hubungan antar variabel, maka langkah berikutnya adalah merumuskan hipotesis.
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
Konsep penting lain mengenai hipotesis adalah mengenai hipotesis nol. Hipotesis
nol, yang biasa dilambangkan dengan Ho, adalah hipotesis yang menyatakan tidak
adanya saling hubungan antara dua variabel atau lebih, atau hipotesis yang
menyatakan tidak adanya perbedaan antara kelompok yang satu dan kelompok yang
lainnya. Di dalam analisis statistik, uji statistik biasanya mempunyai sasaran untuk
menolak kebenaran hipotesis nol itu. Hipotesis lain yang bukan hipotesis nol disebut
hipotesis alternatif, yang biasa dilambangkan dengan Ha, yang menyatakan adanya
saling hubungan antara dua variabel atau lebih, atau menyatakan adanya perbedaan
dalam hal tertentu pada kelompok-kelompok yang berbeda. Pada umumnya,
kesimpulan uji statistik berupa penerimaan hipotesis alternatif sebagai hal yang
benar.
Selanjutnya perlu dilakukan identifikasi variabel dan variabel-variabel tersebut
perlu didefinisikan secara operasional. Penyusunan definisi operasional ini perlu,
karena definisi operasional itu akan menunjuk alat pengambil data mana yang cocok
untuk digunakan.Variabel dapat dibedakan atas kuantitatif dan kualitatif. Contoh
variabel kuantitatif misalnya banyaknya siswa dalam kelas, jumlah alat praktikum
yang disediakan dan sejenisnya. Contoh variabel kualitatif misalnya kedisiplinan
siswa, keseriusan guru dalam mengajar, dan sejenisnya. Berkaitan dengan
kuantifikasi, data biasa digolongkan menjadi empat jenis, yaitu (1) data nominal;
(2) data ordinal; (3) data interval; dan (4) data ratio. Demikian pula variabel,
kalau dilihat dari segi ini biasa dibedakan cara yang sama. Variabel nominal, yaitu
variabel yang ditetapkan berdasar atas proses penggolongan, contoh : jenis kelamin,
status perkawinan, dan sejenisnya. Variabel ordinal, yaitu variabel yang disusun
berdasarkan atas jenjang dalam atribut tertentu. Jenjang tertinggi biasa diberi angka
1, jenjang di bawahnya diberi angka 2, lalu dibawahnya diberi angka 3, dan
dibawahnya lagi diberi angka 4, dan seterusnya. Contoh : hasil lomba cerdas cermat,
peringkat siswa di kelas, dan sejenisnya. Variabel interval, yaitu variabel yang
dihasilkan dari pengukuran, yang di dalam pengukuran itu diasumsikan terdapat
satuan (unit) pengukuran yang sama. Contoh : variabel interval misalnya prestasi
belajar, sikap terhadap metode pembelajaran, dan sejenisnya. Variabel ratio, adalah
variabel yang dalam kuantifikasinya memiliki angka nol mutlak.
Dalam hal subyek peneltian, maka peneliti dapat memilih apakah akan meneliti
populasi atau sampel. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada
dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi
atau penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensus. Jika kita hanya akan
meneliti sebagian dari populasi, maka disebut penelitian sampel. Sampel adalah
sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita
bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Untuk penelitian
yang dilakukan guru di kelasnya, maka yang dilakukan adalah meneliti populasi,
karena yang akan diteliti merupakan keseluruhan siswa di kelasnya dan tidak akan
digunakan untuk generalisasi pada siswa di kelas atau sekolah lain.
Selanjutnya ditentukan metode pengumpulan data, yang diantaranya meliputi
metode wawancara, angket, pengamatan dan dokumentasi. Apabila kita katakan
bahwa untuk memperoleh data kita gunakan metode wawancara, maka di dalam
melaksanakan pekerjaan wawancara ini, pewawancara menggunakan alat bantu.
Secara minimal alat bantu tersebut berupa rambu-rambu pertanyaan yang akan
ditanyakan dan biasanya disebut pedoman wawancara. Untuk memperoleh jawaban
secara tertulis dari responden, digunakan angket atau kuesioner. Angket adalah
sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memproleh informasi dari
responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Istilah
angket digunakan untuk menyebutkan metode maupun instrumen. Jadi dalam
menggunakan metode angket berarti instrumen yang digunakan adalah angket.
Selanjutnya data dapat diambil melalui proses pengamatan atau observasi.
Pengamatan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pengamatan non sistematis yang
dilakukan oleh pengamat dengan tidak menggunakan instrumen pengamatan dan
pengamatan sistematis, yang dilakukan oleh pengamatan dengan menggunakan
pedoman dalam melakukan pengamatan. Saat melakukan penelitian di mana sumber
datanya berupa tulisan atau dokumen, digunakan metode dokumentasi.
Dalam sebuah penelitian, instrumen pengumpul data menentukan kualitas data
yang dikumpulkan dan kualitas data itu menentukan kualitas penelitiannya. Karena
itu pembuatan instrumen pengumpul data harus dilakukan dengan hati-hati. Agar
data penelitian mempunyai kualitas yang cukup tinggi, maka instrumen pengumpul
datanya harus memenuhi syarat-syarat sebagai alat ukur yang baik, yaitu (1)
reliabilitas atau keterandalan, dan (2) validitas atau kesahihan. Reabilitas
sesuatu alat ukur menunjukan keajegan hasil pengukuran apabila alat ukur yang sama
tersebut digunakan oleh orang yang berbeda atau dalam waktu yang berbeda. Secara
implisit reabilitas juga mengandung obyektifitas, karena hasil pengukuran tidak
terpengaruhi oleh siapa pengukurnya maupun kapan mengukurnya. Validitas atau
kesahihan menunjukan sampai sejauh mana kesesuaian atau keakuratan alat ukur
tersebut untuk mengukur obyek yang dimaksudkan untuk diukur.
D. Pelaksanaan Pengumpulan dan Pengolahan Data
Setelah peneliti melakukan persiapan seperti dijelaskan di atas, maka
selanjutnya dilakukan pengumpulan data. Untuk seorang guru, pengumpulan data
dapat dilakukan di kelasnya sendiri. Dalam hal rancangan penelitian deskriptif
aplikatif, maka pengumpulan data dapat dilakukan dengan menggunakan angket
(bagi siswa SMP, SMA, SMK) atau wawancara (bagi siswa TK atau SD) dan data
yang dikumpulkan misalnya tentang tanggapan siswa atas metode pembelajaran baru
yang telah dilakukan guru atau hasil observasi atas sikap siswa pada saat guru
menyajikan pembelajaran dengan metode baru. Data lain yang perlu dikumpulkan
misalnya adalah nilai hasil belajar siswa, yang diperoleh dari metode dokumentasi,
dan keaktifan siswa, yang diperoleh dari hasil pengamatan.
Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, perlu segera dilakukan
pengolahan data. Pertama-tama data itu diseleksi atas dasar reliabilitas dan
validitasnya. Data yang rendah reliabilitas dan validitasnya serta data yang kurang
lengkap digugurkan atau dilengkapi sesuai aturan. Selanjutnya data yang lolos
seleksi tersebut disajikan dalam bentuk tabel, diagram, dan lain-lain agar
memudahkan dalam pengolahan serta analisis selanjutnya.
E. Analisis dan Penarikan Kesimpulan
Data hasil olahan tersebut kemudian harus dianalisis, untuk data kuantitatif
(data dalam bentuk bilangan) dianalisis secara statistik, untuk data yang bersifat
kualitatif (deskriptif kualitatif) dilakukan analisis non statistik. Data deskriptif
kualitatif sering hanya dianalisis menurut isinya dan karenanya analisis seperti ini
juga disebut analisis isi (content analysis). Dalam analisis deskriptif, data disajikan
dalam bentuk tabel data yang berisi frekuensi, dan kemudian dihitung mean,
median, modus, persentase, standar deviasi atau lainnya. Untuk analisis statistik,
model analisis yang digunakan harus sesuai dengan rancangan penelitiannya.
Apabila penelitian yang dilakukan guru hanya berhenti pada penjelasan masalah dan
upaya pemecahan masalah yang telah dilakukan (untuk meningkatkan mutu
pembelajaran), maka setelah disajikan data hasil wawancara, angket, pengamatan
atau dokumentasi, maka selanjutnya dianalisis atau dibahas dan diberi makna atas
data yang disajikan tersebut. Tetapi apabila penelitian juga dimaksudkan untuk
mengetahui tingkat hubungan maka harus dilakukan pengujian hipotesis
sebagaimana hipotesis yang telah ditetapkan untuk diuji. Misalnya uji statistik yang
dilakukan adalah uji hubungan, maka akan diperoleh hasil uji dalam dua
kemungkinan, yaitu hubungan antar variabel-variabel penelitian atau perbedaan
antara sampel-sampel yang diteliti, dengan taraf signifikansi tertentu, misalnya 5%
atau 10%., atau dapat terjadi hubungan antar variabel penelitian atau perbedaan
antara sampel yang diteliti tidak signifikan. Apabila ternyata dari hasil pengujian
diketahui bahwa hipotesis alternatif diterima (hipotesis nol ditolak) berarti
menyatakan bahwa dugaan tentang adanya saling hubungan atau adanya perbedaan
diterima sebagai hal yang benar, karena telah terbukti demikian. Sebaliknya dalam
kemungkinan hasil yang kedua dinyatakan hipotesis alternatif tidak terbukti
kebenarannya, maka berati hipotesis nol yang diterima. Dengan telah diambilnya
hasil pengujian mengenai penerimaan atau penolakan hipotesis maka berati analisis
statistik telah selesai, tetapi perlu diingat bahwa pelaksanaan penelitian masih belum
selesai, karena hasil keputusan tersebut masih harus diberi interprestasi atau
pemaknaan.
Hasil analisis dari pengujian hipotesis dapat dikatakan masih bersifat faktual,
untuk itu selanjutnya perlu diberi arti atau makna oleh peneliti. Dalam pemaknaan
sering kali hasil pengujian hipotesis penelitian didiskusikan atau dibahas dan
kemudian ditarik kesimpulan. Dalam penelitian dipastikan seorang peneliti
mengharapkan hipotesis penelitiannya akan terbukti kebenarannya. Jika memang
demikian yang terjadi, maka kemungkinan pembahasan menjadi tidak terlalu
berperan walaupun tetap harus dijelaskan arti atau maknanya. Tetapi jika hipotesis
penelitian itu ternyata tidak tahan uji, yaitu ditolak, maka peranan pembahasan
menjadi sangat penting, karena peneliti harus mengekplorasi dan mengidentifikasi
sumber masalah yang mungkin menjadi penyebab tidak terbuktinya hipotesis
penelitian. Akhirnya dalam kesimpulan harus mencerminkan jawaban dari
pertanyaan yang diajukan. Jangan sampai antara masalah penelitian, tujuan
peneltian, landasan teori, data, analisis data dan kesimpulan tidak ada runtutan yang
jelas. Apabila penelitian mengikuti alur atau sistematika berpikir yang runut seperti
itu maka penelitian akan dapat dikatakan telah memiliki konsistensi dalam alur
penelitiannya.
F. Kriteria Karya Ilmiah Dalam Penilaian Angka Kredit Guru
Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa program bimbingan difokuskan pada
tiga jenis karya ilmiah, yaitu penelitian deskriptif, penelitian eksperimen dan
penelitian tindakan kelas. Dalam kaitannya dengan penilaian angka kredit guru
terhadap penulisan karya ilmiah, maka salah satu kriteria karya tulis ilmiah adalah
Asli, Perlu, Ilmiah, dan Konsisten (Suharjono, 2006). Jadi yang perlu diperhatikan
bahwa karya tulis ilmiah tersebut harus asli buatan sendiri (bukan dibuat orang lain),
perlu atau bermanfaat untuk pengembangan profesi guru, ilmiah dalam arti sesuai
kaidah keilmuan dan penulisan ilmiah, serta konsisten dalam hal bidang yang diteliti,
yang diantaranya meliputi kesesuaian dengan tugas guru yaitu bidang pendidikan
khususnya pembelajaran, dan sesuai dengan latar belakang guru yang bersangkutan.
Sehubungan dengan kriteria di atas, maka yang berkaitan dengan nilai
kemanfaatan adalah keharusan adanya tindakan yang bermanfaat atau upaya yang
dilakukan oleh guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Dengan demikian,
jenis karya tulis ilmiah yang sesuai dengan kriteria tersebut adalah jenis penelitian
tindakan kelas dan penelitian eksperimen. Dengan demikian meskipun jenis
penelitian deskriptif diperbolehkan, namun tetap harus memiliki nilai manfaat untuk
pengembangan profesinya. Jadi tidak boleh hanya penelitian yang sifatnya
mendeskripsikan kejadian yang ”biasa” terjadi, misalnya (yang banyak ditulis dan
ditolak/tidak diberikan angka kredit) : Hubungan Antara Kondisi Ekonomi Orang
Tua dengan Prestasi Belajar Siswa, Kaitan antara Kurikulum dengan Motivasi
Belajar Siswa, Peranan Perpustakaan Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa,
dan sejenisnya. Penelitian tentang hal itu memang termasuk penelitian yang bersifat
ilmiah, tetapi kurang bermanfaat dalam hal pengembangan profesi guru. Agar
penelitian deskriptif tetap memiliki nilai manfaat yang tinggi maka materi yang
diangkat sebaiknya tetap berupa deskripsi atau telaah tentang tindakan yang
dilakukan atau upaya yang telah dilakukan oleh guru (si penulis sendiri) untuk
meningkatkan mutu pembelajaran. Supaya lebih jelas di sini dikutip pendapat
Suhardjono (2006) dalam hal karya tulis ilmiah yang tidak memenuhi
persyaratan dalam hal kemanfaatan:
”(a) Masalah yang dikaji terlalu luas, tidak langsung berhubungan dengan
permasalahan yang berkaitan dengan upaya pengembangan profesi si
penulis.
(b) Masalah yang ditulis tidak menunjukan adanya kegiatan nyata penulis dalam
peningkatan/pengembangan profesinya.
(c) Masalah yang ditulis sangat mirip dengan KTI yang telah ada sebelumnya,
telah jelas jawabannya, kurang jelas manfaatnya, dan merupakan hal yang
mengulang-ulang.”
Selain hal di atas, agar sebuah karya tulis ilmiah benar-benar meyakinkan
bahwa penelitian tersebut benar-benar dilakukan, maka harus dilampirkan beberapa
hal yang berkaitan dengan penelitan seperti instrumen (pedoman wawancara,
pedoman observasi, angket, test hasil relajar dll), contoh hasil kerja siswa, data hasil
penelitian, print-out analisis, daftar hadir, ijin penelitian, serta bukti lain yang
dipandang perlu.
Akhirnya di bawah ini dituliskan sistematika laporan penelitian deskriptif, dari
bagian awal hingga akhir.
BAGIAN AWAL
1. Halaman judul
2. Halaman Pengesahan
3. Abstrak
4. Kata Pengantar
5. Daftar Isi dan lampiran-lampiran
BAGIAN ISI:
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang: berisi uraian tentang kondisi lapangan disertai deskripsi
masalahnya, dengan dukungan data awal yang memperjelas adanya masalah. Untuk
memecahkan masalah diperlukan tindakan tertentu yang diharapkan dapat
meningkatkan mutu pembelajaran atau memecahkan masalah yang dihadapi.
B. Rumusan Masalah (sebaiknya kalimat tanya): misalnya: (1) Bagaimanakah
sikap/penerimaan siswa terhadap penggunaan metode pembelajaran Diskoveri; (2)
Sejauh mana peningkatan keaktifan siswa setelah dilakukan pembagian kelompok
belajar di kelasnya?; (3) Sejauh mana hubungan antara sikap/penerimaan siswa
terhadap penggunaan metode pembelajaran Diskoveri dengan peningkatan prestasi
hasil belajar.
C. Tujuan Penelitian: (sesuaikan dengan rumusan masalah)
D. Manfaat Penelitian: (sesuaikan dengan apa yang direncanakan pada proposal,
namun peneliti dapat mengembangkan)
BAB II : LANDASAN TEORI
Kemukakan teori dan pustaka yang relevan dengan permasalahan dan pemecahan
masalah/tindakan yang dilakukan. Dengan demikian diperlukan teori yang mendukung
argumentasi teoritis yang menunjukkan bahwa dengan pemecahan masalah/tindakan
yang diberikan dimungkinkan dapat berpengaruh positif terhadap hasil/mutu proses
pembelajaran pada mata ajaran tertentu. Bila diperlukan pada akhir bab 2 ini dapat
dikemukakan hipotesis yang akan diuji melalui penelitian ini.
BAB III : METODE PENELITIAN
Deskripsikan upaya pemecahan masalah atau tindakan yang yang telah dilakukan
untuk meningkatkan mutu pembelajaran dalam rangka penelitian, yang memuat:
Subyek penelitian, langkah-langkah atau prosedur penelitian, metode pengumpulan
data dan jenis instrumen penelitian yang akan digunakan dan syarat validitas dan
reliabilitasnya, serta teknik analisis datanya. Untuk penelitian deskriptif yang dikaitkan
dengan tingkat hubungan antar variabel maka juga harus disesuaikan teknik pengujian
hipotesis dan analisis datanya.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berikan gambaran tentang subyek penelitian dengan disertai kondisi nyata pada kelas
tempat penelitian berlangsung. Kemukakan adanya perubahan yang terjadi pada diri
siswa, lingkungan kelas, guru sendiri, motivasi/minat belajar, dan hasil belajar atas
tindakan atau upaya yang dilakukan untuk memecahkan masalah atau meningkatkan
mutu pembelajaran. Data dapat disajikan dalam bentuk narasi/uraian, tabel atau bagan
Sajikan data hasil penelitian untuk setiap kelompok sebagai dasar analisis dengan
beberapa keterangan yang relevan. Kemukakan hasil pengolahan atau analisis data hasil
penelitian. Tunjukkan bahwa dengan upaya pemecahan masalah atau tindakan tersebut
terjadi perubahan yang diharapkan. Pada kesimpulan untuk anĂ¡lisis yang dilakukan
secara statistik, apabila telah membuktikan kebenaran hipotesis atau adanya hubungan
maka dilanjutkan dengan pemaknaan atas hasil yang diperoleh tersebut. Pada
pembahasan berikan kejelasan yang memperkuat dari hasil analisisnya, dengan
memberikan berbagai argumentasi logis yang mendukung..
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Sajikan kesimpulan hasil penelitian sesuai dengan tujuan/masalah penelitian yang telah
disampaikan sebelumnya serta dengan mendasarkan hasil analisis yang diperoleh.pada
bab IV. Berikan saran dan tindak lanjut berdasarkan kesimpulan yang diperoleh baik
yang menyangkut segi positif maupun negatifnya.
DAFTAR PUSTAKA
Memuat semua sumber pustaka yang digunakan dalam penelitian dengan menggunakan
sistem yang telah dibakukan secara konsisten.
Lampiran-lampiran :
Lampiran berisi semua instrumen yang digunakan (pedoman wawancara, pedoman
observasi, angket, test hasil belajar dll), contoh hasil kerja siswa, data hasil penelitian,
print-out analisis, daftar hadir, ijin penelitian, serta bukti lain yang dipandang perlu.
Silahkan kunjungi : http://sekolah.8k.com